LUBUK BASUNG, marapipost.com-Silaturahmi dengan Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Taslim, S. Pd, M. Pd, Jumat (17/1/2025) di ruang kerjanya di Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Agam di Padang Baru Lubuk Basung, hingga pukul 10.45 WIB, dapat dirangkum dari berbagai sudut pandang pendidikan Kabupaten Agam.
Dijelaskan, mulai dari Kurikulum merdeka dan 13, dan juga ada penjelasan lainnya, diibaratkan Taslim, sama dengan tahun pembuatan mobil, sesuai dengan kemajuan zaman, terakhir adalah diterapkan kurikulum ‘Merdeka’.
Kesibukan guru pada kurikulum merdeka bukan main tingginya. Kurikulum merdeka menyita waktu untuk online. Walau waktu tersita untuk online, dengan tegas Taslim mengingatkan, jangan guru coba coba untuk meninggalkan murid, pelajar diruang kelas untuk ber ‘Online’.
Kalau itu terjadi, tanggung resiko, kurikulum merdeka salah satu tntutan kemajuan zaman di era sekarang. “Jam kerja itukan dari pukul 07.30 hingga pukul 16.00 WIB, guru itu mengajar dari pukul berapa sampai pukul berapa, sisa waktu kemana, tutur Taslim, menjelaskan.
Untuk menegakkan disiplin, setiap sekolah di Kabupaten Agam, dibawah kendali Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam, dilengkapi dengan alat pijar. Guru tidak lagi mengisi absen kehadiran secara manual seperti sebelum sebelumnya, tapi absen diisi melalui alat digital disetiap sekolah.
Tujuan menertibkan absen kehadiran guru disekolah dengan system tersebut, untuk memastikan sang guru datang tepat waktu, dan pulang juga tidak cepat. Maksutnya, guru tidak bias mengecoh lagi, sebab mengisi absensi dengan peralatan itu, tercatat, jam berapa absen tersebut diisi, baik kedatangan, maupun pulangnya.
Tapi metode ini, bukannya disenangi, banyak guru yang memprotes, dengan alas an, gara gara absen digital online itu, banyak terjadi kecelakaan, dan macam macam lah alasannya, pertanyaannya, jam berapa berangkat kesekolah, dan kemana setelah mengisi absen tersebut, maka banyak terjadi kecelakaan, jelas Taslim.
Lagi pula, guru itu diberi tunjangan profesi, besarannya sama dengan gajinya sebulan. Tujuannya apa, jelas Taslim, adalah untuk meningkat pendapatan guru yang menerima tunjangan tersebut, agar ia tenang mengajar, tidak lagi memikirkan lain lain. Jadi tidak ada alasan guru lagi untuk tidak serius mengajar.
Berkaitan dengan kenakalan, sesungguhnya, untuk sipasi kenakalan itu adalah orang tua murid dan lingkungan. Betapa tidak, papar Muslim, coba hitung berapa lama anak (murid, pelajar) berada di sekolah. Murid mulai berada disekolah pukul 07.30 WIB, pulang pukul 13.00 WIB.
Coba hitung, dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 13.00 WIB berapa jam, lamanya anak berada di sekolah hanya 5,5 jam. Satu hari berapa jam, 24 jam kan?, kata Tasslim. Orang tua murid berada dalam pengawasannya selama 18,5 jam. “Cukup lama kan, anak dilingkungan orang tuannya. Jadi kalau ada yang menyalahkan sekolah, itulah jawabannya”, tutur Taslim.[lk]