AGAM, marapipost.com-Ketua Dewan Pimpinan Cabang Syarikat Islam (DPC-SI) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Aliwarman Datuak Panduko Reno minta kepada berwenang, yang perlu dicopot itu adalah Kepala BPIP Yudian Wahyudi, bukan jilbab paskibraka.
Permintaan ini diucapkan Aliswarman Datuak Panduko Reno ketika ditemui Kamis (15/8/2024) di sekretariat Syarikat Islam Kabupaten Agam di Baso. “Yang perlu dicopot itu adalah Kepala BPIP Yudian Wahyudi itu, dengan senang hati menyuruh mencopot jilbab kebanggaan bagi yang beragama Islam di Istana IKN”, ucap Aliwarma Datuak Panduko Reno.
Beredar dimedia social, 18 Paskibraka 2024 Perempuan harus copot jilbab di IKN ketika pengukuhan pengibaran bendera pada puncak HUT RI ke-79 di IKN, Kalimantan Timur, jadi viral, dan perlu disikapi sejumlah lembaga sosial. Delegasi tersebut berasal dari Aceh hingga Papua. Mereka sebelumnya sudah memakai jilbab semenjak sekolah SD hingga SMP.
“Kami menantang dikeluarkannya pemberitaan 76 putra-putri Indonesia dari 38 provinsi sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2024, yang akan bertugas pada HUT RI ke-79 pada tanggal 17 Agustus 2024 di Istana Negara IKN, Provinsi Kalimantan Timur”, tuturnya.
Ketua DPC SI Kabupaten Agam Aliwarman tampak marah dan geram atas terhadap kebijakan yang dibuat agar 18 perwakilan paskibraka itu lepas jilbab. Dari berbagai informasi, 18 paskibraka perempuan tersebut, dalam kesehariannya memakai jilbab, seharusnya mengikuti kebiasaan yang ada, kata Aliwarman.
Masih dianggap sepele?
Yang jadi pertanyaan, sebelumnya kan boleh pakai jilbab, kenapa sekarang di IKN tidak boleh berjilbab!, mulai ditampakkan jika mereka memang anti Islam, terutama Kepala BPIP Yudian Wahyudi
Semua yang dilarang oleh agama, didukung oleh rezim, yang diwajibkan agama (Islam), ditentang, karena itu kami menantang keras perlakuan buka jilbab bagi yang terbiasa memakainya. Yang perlu dicopot dicopot kepala BPIP nya, tegas Aliwarman.[Yun.S]