TANJUNG MUTIARA, marapipost.com-Nagari Durian Kapeh Darussal, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, akan melaksanakan Hari Ulang Tahun (HUT) I, setelah pemekaran dari nagari induk, Nagari Tiku Utara tahun 20203, tepatnya 14 Desember 2023.
Sesuai dengan hari dan tanggal diresmikan nagari pemekaran ini, pelaksanaan HUT-nya juga sesai dengan tanggal resmi dimekarkan, kalau tahun 2024 ini, 14 Desember 2024 bertepatan dengan hari sabtu, jelas Wali Nagari Andri.
Saat ini, jelas Wali Nagari Durian Kapeh Darussalam, Andri, dijelaskan diruang kerjanya Jumat (25/7/2024), tengah dalam persiapan, terutama melaksanakan rapat bersama Bamus, ninik-mamak, Bundo Kanduang, imam khatib alim ulama, tokoh masyarakat, dan pemuda.
Kalau acara HUT-nya, semua anak nagari sudah sepakat untuk dilaksanakan, tapi persiapannya tidak segampang itu, terutama yang tengah disiapkan asal muasal pelaksanaan pemekaran nagari ini, yang sebelumnya adalah jorong. Jorong ini pada dahulunya adalah desa, yakni Desa Durian Kapeh. Setelah kembali kepada pemerintahan nagari, Desa Durian Kapeh jadi jorong, bergabung kembali dengan Nagari Tiku Utara, yakni nagari asal sebelum jadi sebuah desa.
Bila berbicara soal kedamaian, masyarakat di Nagari Durian Kapeh Darussalam hidup berdampingan dengan damai. Dinagari pemekaran Durian Kapeh Darussalam ini terdapat 7 suku; Mandahiliang, Caniago, Piliang, Koto, Jambak. Berbatasan dengan Nagari Tiku Selatan, Tiku Utara, dan Nagari Tiku V Jorong. Tercatat di Kemeterian Dalam Negeri tercatat dengan Kode 13.06.01.2004.
Kalau berbicara soal pembiayaan, pelaksanaan HUT pertama ini, tidak akan menelan biaya besar, sebab tidak menanpilkan kebudayaan dan seni tradisional yang tidak ada di nagari ini. Kesenian tradisonal cukup banyak di Nagari Durian Kapeh Darussalam. Disetiap jorong ada sanggar kesenian tradisional Minangkabau; silek, randai, saluang, tari piriang, tambua tansa.
Semua sanggar yang ada itu diundang untuk tampil pada hari ulang tahun ini. Tujuannya, pertama untuk meramaikan acara, kemudian untuk memotivasi masing-masing sanggar yang ada dimasing-masing jorong. Di jorong-jorong itu ada pala sanggar di tingkat Rukun Keluarga (RK), tapi diakui tidak semua RK yang memiliki sanggar.
Kemudian pada hari puncak HUT pertama ini, ditutup kegiatan dengan makan bajamba. Makan bajamba itu merupakan tradisi, tidak hanya di Nagari Durian Kapeh Darussalam, setiap nagari di Minangkabau memiliki budaya makan bajamba itu.
“Jamba itu isinya tidak perlu yang mewah-mewah, cukup menghidangkan pangan local, biaya murah, budaya tercapai, kita sehat warafiat”, papar Wali Nagari Durian Kapeh Darussalam Andri, wali nagari pertama semenjak lahirnya Nagari Durian Kapeh Darussalam.[lk]