SOLOK SELATAN, marapipost.com-Persatuan suku Sikumbang Pauhduo nan Batigo gelar pertemuan bulanan di rumah salah seorang kemanakan Sistimis di Jorong Durian Tigo Capang nagari Alam Pauhduo Kecamatan Pauhduo Solok Selatan Sumbar, Jumat (24/5/2024). Pertemuan kali ini diisi dengan ceramah adat oleh dalah seorang tokoh adat di Pauhduo Firdaus Dt Bando Rajo suku Sikumbang.
Dt. Bando Rajo dalam ceramahnya menguraikan tentang pemakaian adat dalam keseharian oleh masyarakat Minangkabau, dimana pemakaian adat tersebut sudah mulai bergeser dari yang sebenarnya akibat kemajuan zaman.
Di katakannya, Minangkabau yang menganut filsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABSSBK) dalam artian Syarak mangato adat mamakai (Adat berbicara syarak memakainya) sudah banyak yang dilanggar oleh pengnutnya. Misalnya, kebiasaan judi, sabuang ayam dan minuman keras, dimana sudah banyak terjadi kasus tersebut ditengah tengah masyakat sehingga berujung dimeja hijau.
Selain itu Dt. Bando Rajo menjelaskan tentang isi carano yang dipakai dalam acara-acara adat. Misalnya, dalam acara baralek nikah kawin yang dilakukan menyembelihan kambing, dimana dalam acara ini memakai carano yang berisikan lima jenis; siriah, gambir, sadah, pinang dan tembakau.
Hal itu menggambarkan unsur limbago dalam adat yakni ninik mamak, imam katik, dubalang, bundo kanduang dan ande bapak. Maka dalam acara-acara adat dengan memakai carano hendaklah disesuaikan dengan “adat lamo puako usang”, harapnya.
Sebelumnya telah memberikan sambutan salah seorang ninik mamak suku Sikumbang AJ. Dt. Samaadirajo, pada kesempatan itu mengharapkan kepada seluruh anak kemanakan yang punya anak laki-laki dan anak perempuan yang akan menikah, diharapkan aleknya dilaksanakan menurut adat yang berlaku di Minangkabau.
Khususnya yang berlaku di nagari bersangkutan, dalam artian tidak memakai adat orang lain seperti adat Jawa, adat Batak dan lainnya. Bahkan, jangan sampai ” jalan dialiah urang lalu, cupak dialiah urang manggaleh” atau “tukang panciang dilarikan ikan” Artinya, jangan sampai adat urang lain dipakai untuk acara adat kita, harapnya.[aj]