SOLOK SELATAN, marapipost.com-Badiakia Rabana dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan taridisi yang masih lestari hingga saat ini di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.
Di Lolo salah satu daerah di Kecamatan Sungaipagu Kabupaten Solok Selatan Sumbar telah menggelar dikia rabana pada malam 12 Rabi’ul Awal 1445 H yang disebut masyarakat dengan manduobaleh dirumah gadang Syukrial Syukur Dt. Majo Basa Rabu (27/9/2023).
Menurut Syukrial Syukur wartawan senior Harian Haluan itu, setiap bula Rabi’ul Awal tetap dilaksanakan dikia rabana yakni membaca kitab Syarafal Anam dengan lagu yang khas oleh sekelompok orang yang ahli rebana itu terdiri dari 5-7 orang.
Menurut Syukrial Syukur bacaan syarafal anam tersebut berisi kisah menyambut kelahiran nabi Muhammad saw yang diiringi rebana berupa lingkaran kayu berdiameter 75 cm yang dibalut dengan kulit sapi yang sudah dikeringkan.
Kelompok ini, kata Syukrial Syukur, secara bergantian melagukan syair-syair kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW, diiringi dengan pukulan rebana dari grub rebana terdiri dari beberapa orang. Tradisi ini hampir setiap tahun di bulan Rabi’ul Awal.
Dikia itu dilantunkan pada malam 12 Rabi’ul Awal, sebagai bentuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini digelar di masjid-masjid, mushalla diseantero Kabupaten Solok Selatan yang masih punya grup dikia rebana, katanya.
Menurut Syukrial Syukur, selain menggelar dikia rebana itu, juga ada yang menggelar dikia tinggi yakni membaca kitab syarafal anam dengan lagu bersuara tinggi secara bergantian dan sambung menyambung.
Baik tradisi dikia rebana maupun dikia tinggi ini kata Syukrial Syukur saat mulai langka dibeberapa tempat. Hal ini disebabkan para pelaku dan para ahlinya sudah banyak yang meninggal dunia dan tidak adanya kaderisasi dan regenerasi kepada yang muda-muda, tambah ketua ormas MIPEDAS Solok Selatan ini.[aj]