AMPEK NAGARI, marapipost.com-Harapan petani dan masyarakat Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, untuk menikmati air irigasi untuk mengairi sawah yang cukup dari Bendungan Daerah Irigasi (DI) Bawan, hingga kini masih dalam angan-angan, bendungan dibangun dengan biaya cukup besar tahun 2022 itu, belum dioperasikan, karena bocor, hingga kini petani dan masyarakat masih isap jempol.
Wali Nagari Bawan Kamiruddin, yang ditemui marapipost.com, Rabu (24/5/2023), mebenarkan, hingga saat ini belum setetespun air irigasi yang berasal dari Bendungan Batang Bawan itu dapat dinikmati masyarakat. “Cobalah bapak lihat kelokasi agar tahu kondisi sesungguhnya”, terang Wali Nagari Bawan Kamiruddin yang juga didampingi Sekretaria Nagari Bawan Dede Chaniago.
Plang Merek Proyek.
Bendungan itu belum dapat dioperasikan sesuai dengan apa yang diharapkan, karena bocor, kalau pintu air ditutup (Diempang) untuk menaikan air untuk dialirkan kesawah, air tidak naik, karena bocor. Diplang merek tertulis ‘KEGIATAN INI DI DAMPINGI OLEH KEJAKSAAN NEGERI KAB. AGAM’.
Pekerjaan proyek ini dibiayai dengan uang rakyat dengan jumlah yang bukan sedikit, yakni sebesar Rp7.636.514.400 (Tujuh miliar enam ratus tiga puluh enam juta lima rautus empat belas juta empat ratus rupiah), bersumber adari dana Bencana Alam.
Apa betul ini hasil pekerjaan kontraktor?.
Dikerjakan selama 147 hari kalender dengan kontrak Nomor 01.K-DI/PPK-PPBKK/BPBD-AG/VI-2022, tanggal 28 Juni 2022, pekerjaan dilakasanakan CV. Karya Tiga Pratama, pengawas CV. Duta Graha Interplan.
Sumber lain menyebutkan, ada indikasi pekerjaan pembangunan kontruksi bendungan DI Batang Bawan ini tidak sesuai dengan perencanaan awal, sehingga ditubuh bendung terjadi kebocoran (Rangga falam Bendungan). Timbulnya kebocoran karena dikaki pondisi tubuh bedung dikerjakan tidak sesuai dengan gambar perencanaan. Diduga galian ponsasi tubuh bendungan sangat dangkal.
Pemasangan diding sayap bendungan tidak sesuai dengan spek teknis. Diduga dinding sayap kiri kanan bendungan tidak mempergunakan Beton K.250, sehingga terjadi kebocoran. Begitu juga jalan akses masuk menuju bendungan harus di cor. Kejanggalan lain, diduga aantai dasar tubuh bendung tidak dikerjakan sesuai spek. Akibatnya pekerjaan selesai, tap halsil pekerjaan tidak dapat mengairi sawah penduduk.[lk]