TANJUNG MUTIARA, marapipost.com-Satu jembatan yang dibangun di Sungai Nibung, Nagari Tiku Selatan, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terbengkalai, pemborongnya meninggal begitu saja entah pergi keman, pengguna jalan untuk melintasi terpaksa melintasi pematang sawah.
Informasi yang diperoleh dari warga Akhiruddin (60 tahun), menjawab pertanyaan marapipost.com Selasa (16/5/2023) menjelaskan, bahwa jembatan tersebut dibangun pada tahun 2022, tapi ternyata tidak diselesaikan pihak pemborong, tapi siapa pemborongnya, Akhiruddin mengaku tidak mengetahui sama sekali. Jembatan ini terletak tidak begitu jauh dari Pasar Tiku.
Kondisi pisik pembangunan jembatan dijapret Selasa 16 Mei 2023.
Tidak selesainya pembangunan jembatan menghubungkan Dusun Sunagi Nibung dengan Kampung Darek itu, Nagari Tiku Selatan, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam itu, semakin mempersulit ruang gerak masyarakat untuk membawa hasil taninya untuk dijual di Pasar Tiku. Mestinya kasus seperti ini jadi perhatian oleh pihak berwenang, karena makin mempersulit kehidupan rakyat.
Proyek siapa ini sesungguhnya, ketika diminta informasi, lembaga mana yang punya proyek ini, siapa rekanan yang mengerjakan proyek ini, berapa jumlah dana, tidak ada yang mengetahui, warga mengaku tidak tau saja. “Indak tau kami pak siapa yang punya proyek, siapa yang bekerja, dan berapa jumlah anggarannya, yang jelas sudah ada saja pemborong bekerja”, ujar warga.
Untuk menyeberangi sungai, warga bangun jembatan darurat berlantaikan batang pinang.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Agam Gani Basa yang dihubungi marapipost.com, mengaku tidak mengetahui siapa yang punya proyek tersebut. “Kami tidak mengetahui proyek itu siapa yang punya, ini bukan proyek dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Agam”, jelas Gani.
Wali Nagari Tiku Selatan Ismardi menyesali tidak selesainya pekerjaan proyek pembangunan jembatan ini, terbengkalainya pekerjaan proyek ini, menambah tinggi penderitaan rakyat, sebab masyarakat kesulitan untuk membawa hasil pertanian, bahan bangunan keluar masuk kampung tersebut. Karena jembatan ini tidak selesai, warga melintasi jembatan darurat untuk menyebrangi anak sungai, termasuk anak sekolah untuk pergi dan pulang sekolah.
Tidak hanya sulitnya warga melintasi jembatan ini, kerugian lain yang diderita rakyat, bila musim penghujan tibu, air sungai meluap dan menggenangi areal persawahan masyarakat. Kalau lagi tidak musim tanam tidak apa-apa, tapi bila sawah lagi ditanami, tanaman hanyut. Meluapnya air sungai disebabkan tumpukan material dalam sungai yang tidak dibersihkan pemborong.[lk]