BUKITTINGGI, marapipost.com-Sigap!, Tim Kesehatan Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Buktinya, pasca banjir Senin malam (28/3/2023), mengenangi rumah warga di Pulai Anak Air, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Rabu (29/3/2023 Tim Kesehatan Kota Bukittinggi turun kelapangan memeriksa kesehatan warga.
Bencana itu terjadi sejak Senin malam (27/03/2023) kemudian berlanjut di Selasa Malam (28/03/2023) terlihat warga terdampak sedang membersihkan tempat tinggalnya, walaupun dalam kondisi tengah berpuasa.
Tinjauan lapangan tampak layanan kesehatan hadir ditengah warga Pulai Anak Air yang terdampak musibah banjir, bersama Bidan Esis Elma Sisri, salah seorang bidan pembina wilayah di Kelurahan Pulai Anak Aia dari Puskesmas Nilam Sari Kota Bukittinggi.
Disebutkan pihak Puskesmas Nilam Sari saat memantau kondisi warga yang terdampak genangan air dan banjir, perlu mendapat perhatian terutama bagi ibu hamil, bayi, balita dan lansia, mendatangi tenda pengungsian yang terpasang di kawasan itu untuk memeriksakan kesehatannya.
Bidan Esis Elma Sisri menyebutkan pasca kejadian biasanya ada warga yang berpotensi terjangkit gangguan kesehatan seperti diare, penyakit kulit, alergi hingga demam berdarah. Pihak kesehatan datang ke pemukiman warga untuk mengantisipasi hal tersebut, sekaligus memberikan edukasi dan literasi untuk mengenali gejala dan penanggulangannya.
Untuk itu perlu dari sekarang kita antisipasi, bagaimana tanda-tandanya dan gejala-gejala serta cara menanggulanginya, demikian pemberitahuan diberikan kepada warga terdampak. Saat ini dilokasi pemukiman masih ada genangan air, pihak Puskesmas menghimbau agar warga menjaga kebersihan lingkungan dan makanan serta minuman yang hendak dikonsumsi. Begitu juga, terhadap barang-barang yang ikut basah terendam air, perlu
Kalau untuk lingkungan pemukiman, kita wujudkan kebersihan lingkungan dulu, agar tidak terjangkit diare. Kebersihan lingkungan dan dari tempat makanan itu biasanya, bila tidak bersih akan terjangkit diare.
Beberapa keluhan dan keinginan warga yang terdampak genangan air dan banjir ini ada yang terkendala dalam pemenuhan konsumsi untuk berbuka dan sahur, tentu hal demikian dapat disikapi oleh OPD terkait, dan tidak menutup peluang bagi pihak manapun yang ingin memberikan donasi guna menyikapi kebutuhan.
Pemerintah daerah melalui instansi terkait juga perlu menindaklanjuti ketersediaan sumber air bersih bagi warga. Kemudian, pasokan makanan, untuk menu berbuka dan makan sahur warga yang terdampak. Terlihat saat berbuka warga terdampak mendapat ransum dari pemerintah dan donatur. Demikian hasil pantauan dilokasi.[Yun.S]