Oleh Lukman
Pemimpin Umum/Pimred Marapi Post
Kenapa Kota Lubuk Basung Banjir?. Pertanyaan itulah yang sering muncul dari berbagai kalangan. Tidak heran apabila pertanyaan itu muncul, sebab hampir semua orang mengetahui, bahwa Kota Lubuk Basung berada pada tempat ketinggian, tapi kenapa terjadi banjir apabila hujan lebat turun?.
Dari pengamatan, penyebab banjir, baik dipusat pemerintahan di Padang Baru, maupun jalan utama milik Provinsi Sumatera Barat, diduga ada kealfaan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan drainase (Saluran).
Perencana lupa berpikir, bahwa saluran-saluran air yang dibangun di Kota Lubuk Basung itu berfungsi tidak hanya sebagai penampung air hujan yang tumpah dijalan raya, tapi saluran yang dibangun adalah saluran irigasi untuk mengairi ribuan hektar sawah.
Dahulu, sebelum jalan dilebarkan, baik jalan kewenangan Provinsi Sumatera Barat, yang menghubungkan Maninjau-Simpang Gudang Manggopoh, maupun jalan kewenangan Pemda Kabupaten Agam dilebarkan, tidak pernah ada banjir, tapi, kini, tingginya air dijalan raya pada beberapa titik, ketinggian air dijalan raya hampir mencapai 50 cm.
Apanya yang salah?. Ditinjau dari berbagai sudut pandang, permasalahan itu muncul, buruknya tata kelola kota. Misalnya saja, kdetika dilaksanakan pelebaran jalan, saluran pengganti yang yang dibangun lebih sempit dibandingkan dengan saluran asal. Baik lebar, maupun dalam saluran jauh lebih dangkal dibanding saluran sebelumnya.
Permasalahan lainnya, saluran yang ada saat ini tidak semata hanya sebagai saluran untuk irigasi, tapi secara sengaja juga dijadikan sebagai tempat budi daya ikan, diempang. Sebagai contoh saluran irigasi didepan Mapolres Agam diempang, yang berdampak semakin dangkalnya saluran irigari akibat tumpukan sedimen dan menghalabgi sampah hanyut.
Selain itu, permasalahannya, bangunan irigasi, dibangun dengan kontruksi kerucut, makin kehilir bangunan irigasi yang dibangun semakin sempit. Dapat titik pembangunan saluran dikawasan Sport Centre Bukit Bunian dibangun semakin kecil, akibatnya perkampungan yang ada disekitar Sport Centre sering banjir bila hujan turun.
Dari aspek pemerintahan, munculnya banjir di seputar Kota Lubuk Basung, belum berfungsinya pemerintahan dengan baik, sesuai dengan fungsi dan kewenangan. Pengawasan sangat lemah, padahal Pemda Agam punya polisi, punya Dinas Lingkungan Hidup, punya Dinas PU, dan lainnya.
Untuk menyelesaikan permasalahan itu, Pemda Agam mestilah bayar mahal kembali, saluran yang sempit dilebarkan kembali, pemerintahan yang tidak tegas, haruslah bertegas-tegas. Bagi yang tidak serius bekerja, pikirkanlah oleh pihak berwenang.(*)