PANTI, Marapi Post-Curah hujan yang deras Minggu sore hingga malam 31 Oktober 2021 di Kabupaten Pasaman, Batang Sumpur Panti meluap, menimbulkan banjir.
Yang mengakibatkan ratusan hektar lahan pertanian masyarakat berupa tanaman padi, jagung, dan cabe rusak parah akibat meluapnya batang sumpur tersebut.
Bahkan mulai Minggu sore hingga Senin siang jalan utama Panti Lundar digenangi air akibat luapan sungai tersebut yang mengakibatkan tidak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor.Tidak hanya sampai di situ kegiatan para petani lumpuh total, harapan akan memanen jagung bulan depan terpaksa dikubur dalam-dalam.
Harga cabe yang mulai membaik, tidak lagi menjadi kabar gembira bagi petani cabe. Bagi petani ini merupakan derita dan kesedihan mendalam begitu terasa di kedai kedai kopi yang terdapat di sepanjang jalan Panti Lundar.
Yulius Erita, S.Ag anggota Fraksi PPP DPRD kabupaten Pasaman tampak bergabung di tengah para petani yang hanya bisa menatap lahan mereka yang tergenang hingga betis orang dewasa.
Ketika dijumpai Marapi Pos, Yulius Erita, SAg Selasa (2/11/2021) yang digadang-gadang akan menahkodai partai berlambang ka’bah, DPC PPP Pasaman itu menyebutkan bahwa musibah banjir akibat meluapnya batang sumpur Panti itu adalah musibah tahunan katanya.
“ini selalu menjadi langganan dari tahun ke tahun tanpa ada solusi yang kongkrit dari Pemerintah. Bahkan dalam satu kali lima tahun selalu terjadi banjir yang lebih besar.” ungkap nya.
Menurut anggota komisi III ini, bencana alam ini yang mengakibatkan kerugian dan kerusakan yang parah, berdampak langsung terhadap ekonomi masyarakat Kecamatan Panti yang umumnya sebagai petani.
Lebih lanjut Yulis Erita menyampaikan harapan kepada Pemerintah agar lebih serius lagi menangani masalah normalisasi batang sumpur ini.
Kepada masyarakat yang terkena bencana, mari kita bangkit kembali, bersihkan lahan, dan bergotong royong memperbaiki akses jalan.
Mari Kita jaga hutan dan lingkungan, tumbuhkan kesadaran menjaga hutan dan aliran air. Bagaimanapun juga ilegal loging merupakan faktor penyumbang terbesar terjadinya musibah ini, tutup Yulius Erita.(Jet/Ay)