SOLOK SELATAN, Marapi Post-Konferensi PWI Solok Selatan digelar di Aula PWI Sumbar Kamis (1/7/2021). Dalam helat PWI sekali 3 tahun tersebut, Hendrivon kembali terpilih sebagai ketua PWI Solok Selatan priode 2021-2024.Konferensi PWI tersebut diikuti sebanyak 20 orang terdiri dari pengurus PWI Sumbar, pengurus PWI Solok Selatan, peninjau dan undangan lainnya.
Dari 2 kadidat Bakal Calon (Bacalon) ketua PWI Solok Selatan masing-masing Hendrivon dan Sudirman Dt. Pagaruyuang, setelah dilakukan penghitungan suara, ternyata Hedrivon menang tipis yakni memperoleh 4 suara dari 7 orang yang berhak memilih dari anggota biasa dan Sudirman Dt paguruyuang 3 suara.
Sidang yang dipimpin ketua pengarah Rifki didampingi anggota masing-masing Ardi Tono dan Eko Yance itu berlangsung alot, karena terjadi perdebatan sengit, khusus terkait dengan laporan pertanggung jawaban ketua PWI sebelumnya Hendrivon.
Pasalnya, dalam sidang mengesahan jadwal dan tata tertib beberapa peserta konferensi menginginkan agar laporan pertanggung ketua dihapus saja, namun peserta yang lain tidak bersedia LPJ tersebut dihapus karena LPJ itu sangan prinsipil dalam sebuah konferensi.
Akhir Handrivon kewalahan menjawab pertanyaan flur dalam sesi tanggapan, karena Handrivon tidak punya persiapan sama sekali untuk menyampaikan LPJ dimaksud dengan alasan PWI tidak punya dana, padahal seperti diketahui adanya bantuan dari pihak ketiga.
Selanjutnya yang banyak dipertanyakan tetkait dengan rapat-rapat pengurus PWI Solok Selatan, dimana Handrivon tidak pernah melibatkan pengurus PWI dalam setiap rapat, tapi lebih banyak melibatkan wartawan non PWI.
Termasuk yang dipertanyakan, Hendrivon tidak transparan dalam membagikan sembako dan uang liputan yang merupakan bantuan dari perusahaan PT. Supreme Energi Muaralabuh Solok Selatan. Dimana tidak seluruh anggota PWI yang kebagian bantuan dari pihak tersebut.
Salah seorang anggota PWI Solok Selatan yang tertua dan telah senior dalam berorganisasi Syukrial Syukur hampir emosi lantaran dituding Handrivon tidak pernah hadir dalam rapat-rapat, padahal menurut Syukurial Syukur dia tidak pernah diundang rapat, bahkan termasuk pengurus PWI lainnya juga tidak diundang.
Tidak itu saja, peserta siadang juga mempertanyakan status salah seorang anggota biasa Helvi Yulinda, dimana yang bersangkutan sebelumnya adalah anggota PWI Kabupaten Natuna Kepulauan Riau, tapi masuk sebagai hak pilih dan memberikan suaranya dengan surat mandat kepada Hendrivon dalam konferensi tersebut.
Hal ini dijelaskan oleh ketua bidang organisasi PWI Sumbar, Eko Yance diimana yang bersangkutan dalam proses pemindahan keanggotaannya dari Kepri ke Sumbar.
Terakhir pimpinan sidang membentuk dan menyusun Tim formatur sebanyak 5 orang yang diketuai ketua terpilih. Konferensi dibuka ketua PWI Sumbar Heranof Firdaus dan ditutup oleh Ketua bidang organisasi Eko Yance.(aj)