BAWAN, Marapi Post-Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, memberhentikan dan tidak mengakui lagi Syafruddin Dt. Tan Majolelo sebagai ninik mamak Nagari Bawan dari suku Caniago.
Keputusan itu sudah merupakan kesimpulan rapat Ninik Mamak Nagari Bawan yang tergabung dalam Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) Bawan Minggu 29 November 2020 dan hasil musyawarah Ninik Mamak Kan Bawan 3 Desember 2020 di Balai Kerapatan Adat di Bawan.
Tokoh masyarakat yang juga imam khatib Nagari Bawan Sahbirin Bilal menjawab pertanyaan wartawan di Lubuk Basung Sabtu (26/12/2020) menjelaskan, wajar kalau Safruddin yang bergelar Datuak Tanmajolelo itu tidak dibao (Dibawa) duduak (Duduk Saamparan) sehamparan, tagak (Berdiri) tagak sapatang dengan Ninik Mamak yang tergabung kedalam KAN Bawan, disebabkan sudah melakukan kesalahan besar yang tidak dapat dimaafkan lagi.
Kesalahan besar itu, terang Sabirin Bilal, Syafruddin Dt. Tan Majolelo adalah dengan beraninya mengangkat tiga orang jadi Datuak (Penghulu). Tugas penghulu yang diangkat Syafruddin Dt. Tan Majolelo itu; Egi Marsaf Putra diangkat sebagai Dt. Jelo Tanjuang, Imwarizal sebagai Dt. Tan Majolelo, dan M. Hasim sebagai Dt. Makhudum.
Proses pengangkatannya tidak sesuai dengan ketentuan adat Salingka Nagari Bawan, apa lagi pengangkatannya diluar Nagari Bawan, diluar Kecamatan Ampek Nagari, diluar Kabupaten Agam. Tiga datuak yang diangkat Syafruddin Dt. Tan Majolelo Rabu 25 November 2020 di Padang Panjang.
Tindakan dan perbuatan Syafruddin Dt. Tan Majolelo itu sangat memalukan, tidak hanya Nagari Bawan yang menderita malunya, tapi juga Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam yang menanggung malunya.
Diakui Sabirin Bilal, Lembaga Adat Nagari Bawan memberhentikan Syafrudin Dt. Tan Majolelo berdasarkan surat Mamak Pusako dan Anak Kemenakan dalam Payuang Panji Dt. Tan Majolelo Suku Caniago yang meminta untuk tidak mengakui, datuak yang diangkat Syafruddin Dt. Tan Majolelo, dengan alasan tindakan menurut tatanan adat Salingka Nagari Bawan.
memalukan seolah-olah Nagari Bawa tidak punya adat, tidak punya tempat, dan sebagainya, padahal Balai Adat Nagari Bawan, begitu indah, parmenen dengan kontruksi bangunan dua lantai, kurang apa lagi Nagari Bawan itu, terang Sabirin Bilal yang juga mantan anggota DPRD Kabupaten Agam itu.
Sebagai pengganti membawan gelar Datuak Tanmajolelo, anak dan kemenakan sudah sepakat, mengangkat Aprianto, S. Pd, MM untuk menggantikan Syafruddin Dt. Tan Majolelo, dan telah dikukuhkan Lembaga KAN Bawan, berikut pengukuhan Panungkek Dt. Tan Majolelo terhadap Novriadi, Imam Khatib Dt. Tan Majolelo Editiawarman dengan gelar Kali Marajo, pengukuhan Febrinto sebagai perpanjangan tangan dari Kali Marajo.
Pengukuhan dipimpin Ketua KAN Adrian Agus Dt. Kando Marajo, Sabtu 19 Desember 2020 di Balai Adat Nagari Bawan, begitu meriah, dihadiri ninik-mamak, imam khatib, bundo kanduang, tokoh msyarakat, undangan lainnya. Menjawab pertanyaan wartawan, Sabirin Bilal menduga, Safruddin Dt. Tan Majolelo mengangkat tiga datuak itu, ada kaitannya dengan permasalahan HGU Nomor 11 tahun 2004.(LUKMAN)