MARAPI Post-Dikutip dari REPUBLIKA.CO.ID, PARIS, Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian mengaku, agama islam mendapat tempat di Prancis, dan dihormati di negaranya. Pernyataan itu disampaikan ketika wawancara khusus dengan surat kabar Asharq Al-Awsat Selasa (1/12/2020).
“Saya ingin ulangi, Prancis sangat menghormati Islam, agama yang mempertahankan ikatan sejarah dan budaya dalam, dalam hubungan yang kaya, terdiri dari pengaruh silang di berbagai bidang”, le Drian.
Sebelumnya Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyatakan kepada para imam masjid, bahwa perlu untuk melindungi citra Islam sebagai agama, dan tidak mengubahnya menjadi gerakan politik yang bergantung pada pendanaan, serta agenda luar negeri. Le Drian mengatakan, saat ini manusia hidup dalam kekerasan yang hebat.
Dia mengungkapkan, islam menempati tempat yang selayaknya di Eropa. Islam merupakan agama yang agung, terbesar kedua di Prancis. Jutaan Muslim Prancis berhak menjadi bagian dari komunitas nasional. Mereka adalah bagian dari sejarah dan identitas Republik Prancis.
Dalam praktek, umat Islam mendapat manfaat perlindungan yang dijunjung tinggi dalam semangat kesetaraan dengan semua denominasi.
Le Drian mengatakan, inti dari hukum negara yakni kenetralan dan ketidakberpihakan Negara terkait dengan semua agama. Ini berarti kebebasan untuk percaya atau tidak, dan jika seorang percaya, maka itu kebebasan untuk menjalankan agamanya.
Kenetralan Negara memungkinkan penganut semua agama diperlakukan sama di Prancis. “Ketika berbicara soal agama dan keyakinan yang teguh, ketidakberpihakannya mempraktikkan nilai-nilai universal negara kita: kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan di antara semua warga negara, tanpa kecuali,” ucapnya.
Dia menjelaskan, di Prancis saat ini memiliki hampir 3.000 tempat ibadah Muslim. Setiap pekan Televisi pemerintah menyiarkan program tentang Islam sebagai bagian dari pagi yang dikhususkan untuk agama. Kemudian ada juga pemimpin Muslim yang bekerja di angkatan bersenjata, penjara dan rumah sakit. Otoritas publik menjaga dialog erat dengan perwakilan organisasi Muslim.
Le Drian menjelaskan, seharusnya orang-orang perlu mendengarkan banyak suara dari para intelektual dan pemimpin Muslim di Prancis, yang telah berdiri untuk mengingatkan orang-orang dalam situasi sebenarnya di Prancis.
Prancis adalah negara toleransi dan menolak terorisme dan upaya untuk memecah belah masyarakat Prancis. Itu menolak untuk menerima warga negara yang didiskriminasi atas dasar agama, baik itu Muslim, Kristen atau Yahudi.
Kami akan selalu membela kebebasan untuk mempraktikkan Islam di Prancis, dan pada saat yang sama kami bertekad untuk memerangi ekstremisme dan terorisme. Keduanya bukannya tidak cocok, mereka saling melengkapi,” papar Le Drian.(*)