BAWAN, Marapi Post-Tiga Datuak di Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pengangkatan ke Padang Panjang di Rumah Gadang Rajo Bujang, Mifan Padang Panjang. Rabu,(25/11), dilewakan di Masjid Babussallam, Pasar Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Jumat (27/11/2020), pancing keributan, digagalkan sejumlah anak kemanakan kaum itu sendiri, karena tidak setuju.
Tidak hanya sekedar aksi mulut, tapi berujung dengan aksi saling dorongan ditengah kerumunan jamaah shalat jumat yang akan menunaikan sholat jumat. Sejumlah tokoh masyarakat bersama pihak keamanan dari Polsek Ampek Nagari dengan sigap mengamankan situasi, sholat jumat berjamaah tetap dapat dilanjutkan, kendati sebahagian jamaah terlanjur nyah dari masjid Babussalla pindah sholat jumat ke masjid lain.
Peristiwa ini berawal dari pengangkatan tiga orang anak kemanakan ninik mamak nagari Bawan yang diangkat jadi datuak. Pengakatan jadi datuak itu Rabu (25/11/2020). Prosesi Batagak Penghulu itu dilaksanakan salah seorang Ninik Mamak Basa Barampek Nagari Bawan, Sy Dt, Tan Majo Lelo Dipadang Panjang.
Pengangkatan datuak tersebut dinilai tidak syah, dibuktikan munculnya surat sanggahan Kerapatan Adat Nagari (KAN) Bawan. Masuknya sanggahan tertulis tersebut membuktikan belum ada kesepakatan diantara anak kemanakan ataupun pusako kaum Datuak Tan Majolelo.
Masuknya sanggahan tertulis tersebut, Pengurus KAN beserta ninik mamak Nagari Bawan, menyampaikan permasalahan secara tertulis kepada Polres Agam, agar tidak menerbitkan izin keramaian, mengantispasi keributan pergelaran acara tersebut.
Surat sanggahan ditandatangani pusako, imam khatib, pariuk timbago, dan ninik mamak se nagari Bawan, seakan tidak ada permasalahan bagi pihak Sy Dt. Tan Majolelo menggelar acara yang direncanakan di rumah keluarga masing-masing datuak yang akan dilewakan gelar itu di Nagari Bawan, karena ada hambatan kegiatan itu di pindahkan dan digelar di Padang Panjang.
Ketua KAN Bawan, Adrian Agus Dt. Kando Marajo, yang diminta tanggapannya ketika bertemu di Lubuk Basung Minggu (29/11/2020), mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan pengangkatan Datuak Tan Majo Lelo itu, apalagi dilaksanakan di Padang Panjang. Yang jadi pertanyaan, “kenapa pengakatan Datuak Tan Majo Lelolo itu digelar di Padang Panjang, kenapa tidak di nagari kita, apa salahnya”, sesal Adrian Agus Dt. Kando Marajo.
Adrian Agus Dt. Kando Marajo, selakuk Ketua KAN Bawan mengaku sangat malu, pengangkatan datuak itu dilaksanakan dikampung orang, seakan-akan kita tidak punya nagari, terang Adrian Agus Dt. Kando Marajo, lagi.
Asalkan kaum Datuak Tan Majo Lelo sudah sepakat, KAN Bawan tidak menghalangi pengangkatan Datuak Tan Majo Lelo itu, sebab fungsikan KAN itu melestarikan Budaya Adat Salingka Nagari yang tidak bertentangan dengan norma yang ada, terang Adrian Agus Dt. Kando Marajo
Bila pengangkatan Sy Dt. Tan Majo Lelo tetap dilanjutkan, diprediksi Adrian Agus Dt. Kando Marajo, besar kemungkinan akan memicu perpecahan diantara anak kemanakan kaum itu, ditambah lagi, pengurus KAN belum menerbitkan izin persetujuan, atau rekomendasi, dengan alasan, yang akan diangkat itu tidak sesuai dengan tatanan adat salingka nagari (Nagari Bawan).
Gelar yang akan dilewakan itu, diantaranya, M. Hasim pengganti Dt. Mangkudun, sebelumnya disandang Zawawi (Alm), begitu juga Datuak Tan Majo Lelo, konon informasinya akan disandang Imwarizal, S.Pd.
Juga pengangkatan Egi Marsyaf Putra, anak kandung dari Sy. Dt, Tan Majolelo. Selain itu juga akan di lewakan gelar Datuak Lelo Tanjuang. Gelar Datuak Lelo Tanjung adalah gelar baru lahir di Nagari Bawan, sebelumnya tidak pernah ada, sebut Ketua KAN Adrian Agus Dt. Kando Marajo.(LUKMAN)