MANINJAU, Marapi Post-Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, akan memulai Budi Daya Porang, komoditi ekspor bernilai tinggi dan banyak manfaat.
1. Manfaat Tanaman Porang
Tanaman porang belum banya dikenal di Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Agam, tapi bagi daerah Jawa dan lainnya sudah menjadi perbincangan, dan malah sudah memproduksi. Tanaman dikhabarkan mampu menghasilkan keuntungan berlipat ganda.
Tapi di Villa Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Tanaman Porang akan memulai budi daya bersar-besaran, bukan hanya lagi perbincangan. Mantan Petinggi PT. Pertamina Rosmi Rizal menjelaskan, meski belum memulai, tapi di Kabupaten Agam sudah ada Asosiasi Tanaman Porang, juga di Maninjau, dalam waktu dekat ini akan ditanam 10 hektar dengan anggota sebanyak 18 orang.
Tanaman porang dengan nama lain ‘Iles-iles’ nama latinnya Amorphophallus muelleri, merupakan tanaman penghasil umbi, dapat dimakan. Termasuk anggota marga Amorphophallus.
Iles-iles bermanfaat terutama bahan baku industri dan kesehatan. Tepung umbinya mengandungan glukomannan. Mampu menghasilkan karbohidrat dengan produksi umbi tinggi.
Tanaman porang tidak hanya sekedar bahan baku industri dalam negeri, tapi juga komoditas ekspor bernilai ekonomi tinggi. Di luar negeri, porang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan aneka makanan, di antaranya mie shirataki, beras analog (beras non padi), agar-agar konyaku, dan tahu.
Porang juga berguna bagi industri dirgantara, sebagai bahan baku lem perekat pesawat. Serat batangnya untuk membuat baju. Glukomanan yang terkandung dalam porang sebagai bahan baku untuk pembuat kapsul, seperti keterangan yang dijelaskan IDN Times.
Tepung iles-iles juga bermanfaat menekan peningkatan kadar glukosa darah sekaligus mengurangi kadar kolesterol serum darah dijadikan makanan memiliki indeks glikemik rendah dan memiliki sifat fungsional hipoglikemik dan hipokolesterolemik.
Iles-iles sebagai serat pangan dalam jumlah besar dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit, diantaranya kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah, dan kencing manis.
- Bernilai Ekspor Tinggi
Tanaman porang disebut mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Dengan modal sekira Rp 60 juta, setiap satu hektare lahan bisa ditanami sekira 40 ribu bibit. Ketika siap panen, kira-kira 1 tahun 6 bulan setelah penanaman, masing-masing akan mencapai berat setidaknya 2 kg. Artinya, setiap hektare akan menghasilkan 80 ton. Harga jual per kilo kira-kira Rp10 ribu. Jadi setiap hektare lahan tanaman porang mampu menghasilkan uang Rp800 juta.
Hasil itu belum termasuk panen katak atau buahnya (bintil cokelat kehitaman yang muncul pada pangkal daun tanaman porang). Jelang masa panen umbi porang. Katak dapat dipanen dua kali. Petani porang di Jawa Timur menjual katak porang dengan harga mencapai Rp230 ribu per kilo.
3. Pelaksanaan Budidaya Tanaman Porang
Tanaman porang tidak memilih jenis tanaman sebagai media tumbuh. Ia dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja. Walau demikian, tanaman porang tumbuh baik pada tanah yang tanaman yang dapat menaunginya, misal di bawah pohon jati, mahoni dan sengon.
Perkembangbiakan porang dapat dilakukan dengan memanfaatkan biji. Porang akan berbunga pada periode ke 4 tahun. Bunga berubah menjadi buah, kemudian menghasilkan biji. Biji dapat dikembangkan sebagai perbanyakan tanaman porang. Yang baik pelaksanaan pengembangbiakannya pada musim hujan.
Selain itu budidaya tanaman porang juga dapat dilakukan dengan melalui bintik yang ada di antara batang dan cabang porang. Bintil yang dipanen ternyata bisa disimpan dan ditanam kembali sebagai bibit porang.
Perbanyakan cara lain yaitu menggunakan umbi. Umbi porang yang dipanen, dapat ditanam kembali. Porang ternyata cukup ditanam sekali, lalu tinggal, datang kembali hanya untuk pemeliharaan dan panen. Umbi akan tumbuh lagi setelah panen dengan meninggalkannya dilubang semula. TKS. Dinukil kembali oleh Lukman, S.P.(SUMBER IDN TIMES JATENG)