KAMEK, Marapi Post-Belum semua umat bernasib hidup bahagia, Arisman (67) yang tinggal di Dusun Ladang Darek, Nagari Kamang Hilia, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, hidup dalam kesengsaraan, tinggal dalam gubuk, belum memiliki penerangan listrik.
Arisman, seorng petani kecil, sudah lama ditinggal isteri, meninggal pada beberapa tahun lalu. Anak ada satu, siapa namanya?, tidak dijelaskan, apa laki-laki atau perempuan, tapi anaknya itu ada berpendidikan, ia tamat SMK.
Karena derita kehidupan yang dialami, belum meraih kemujuran sebagaimana keberuntungan yang meraih insan mujur lainnya, anak semata wayang itu ikut bersama keluarga pihak ibu di Padang Panjang.
Untuk penerangan dimalam hari, Arisman, sang petani kecil itu hanya diterangi dengan lampu togok (Lampu Lantera) yang dibuat sendiri dari bahan baku botol kain usang, bahan lainnya dengan bahan bakarnya minyak tanah. Tapi apalah, cahayanya tidak setajam cahaya lampu listrik.
Selama Covid-19 mengarungi dunia, termasuk Kabupaten Agam, Arisman mengakui ada dapat Bantuan Langsung Tunai (BLT) satu kali Rp600 ribu, tapi baru satu kali. Beliau tidak mengetahui BLT itu berasal dari mana.
Entah dari Kemensos, Provinsi Sumabr, Kabupaten Agam, atau nagari, yang jelas belaiau dapat. Untuk selanjutnta entah bagaimana kehidupan Arisman yang tinggal sebatang kara. “Entah darimana dapat bantaun ini, awak tidak tau juga”, terang Arisman.(SYAFRIZAL ZAIN)
Tolong lah nan mambuek berita ko sajian profile langkok no. Jan jadi fitnah beko. Dan tolong klarifikasi k pemerintahan setempat. Sebagai data penyeimbang.
Terimakasih atas kritikan atau saran bpk, yg bapaj maksud berita yang mana.
Apabila ada kekilafan atau kesalahan, boleh diberi masukan, guna untuk meluruskan informasi yang kurang tepat. Media kami ini adalah media sosial untuk penyambung kaba rantau dan kampung.