TIKU, Marapi Post-‘Mambangkik Tareh Tabanam’ Salwi T dikukuhkan kaum suku Melayu menyandang gelar Datuk Rangkayo Moelia suku melayu, Nagari Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sebagai penghulu (Pemimpin) kaum, setelah kekosongan selama 70 tahun.
Menurut penjelasan Boim di Lubuk Basung, Rabu (26/8/2020), menjelaskan pengukuhan itu telah berlangsung Mibnggu (23/8/2020) di Ujuang Labuang, Tiku Lima Jorong secara sederhana, dihadiri seluruh dunsanak, ipa, bisan, dan anggota suku.
Tanda pengukuhan, kaum memasangkan ‘saluak (Sebentuk Mahkota’ diatas kepala Salwi T, semenjak itu Salwi T resmi berbelar Datuak Rangkayo Moelia suku Melayu. Selain saluak, juga disisipkan keris dipinggangnya sebagai simbul kepemimpinan. Saluak dan keris dipasangkan pusako yang paling tua yang mengetahui seluk-beluk dan menguasai sejarah kaum”, katanya Boim.
Pengukuhan iini dilakukan berdasarkan kesepakatan kaum, sebelumnya sudah bermusyawarah mencari kato safakaik, rundiangan yang sasuai, sesuai dengan pepatah minang, ‘Bulek Aia Kaampulua, Bulek Kato Kamufakaik’, kaum sudah sepakat mengangkat Salwi T jadi pemimpin kaum Suku Melayu di Nagari Tiku V Jorong.
“Kami tidak membentuk baru, tapi kami mengakat ‘Tareh Yang Tabanam. Tabanam semenjak tahun 1950-an, semenjak mamak yang menyandang gelar Datuak Rangkayo Moelia ini meninggal”, jelas Boim.
Kini kaum bangkit menegakkan gelar kepemimpinan Datuak Rangkayo Moelia itu kembali, apa salahnya. Gelar pemimpin kaum suku Melayu itu, disandang Soetan Oemar dari tahun 1913 hingga tahun 1950, semenjak beliau meninggal pada tahun 1950 itu tidak dusanak dan kemenakan lagi yang menyandang secara resmi, disbabkan faktor ekonomi.
Pengukuhan itu telah diberitahukan ke Kerapatan Adat Nagari (KAN) Tiku Lima Jorong, telah mendapat pembinaan dan pengawasan terhadap suku Melayu dibawah payung panji Datuak Rangkayo Moelia.
Sekretaris KAN Tiku Lima Jorong, Adiki Bahar Dt. Mangkuto Dirajo, menjelaskkan pengangkatan datuak itu adalah berdasarkan kesepakatan kaum suku melayu. Ada 4 syarat pengangkatan penghulu itu; pertama, karena meninggal bertongkat budi; kedua, idui bakarilahan; ketiga, baju basibak dua; empat, mambangkik batang tarandam. Kesimpulannya yang dilakukan Kaum Suku Melayu ini adalah mambangkik batang tarandam, katanya.
Tokoh Masyarakat Tiku V Jorong, H. Syafril Huda, berpendapat, pengangkatan seorang untuk menjadi datuak boleh-boleh saja selagi kaumnya sudah sepakat. “Datuk merupakan pimpinan tertinggi di dalam kaumnya. Semoga dengan dikukuhkan Datuak Rangkayo Moeilia ini, ia dapat memimpin anak kemenakannya ke arah yang lebih baik”, katanya.(MP-001)