LUBUK BASUNG, Marapi Post-Tradisi unik pelaksanaan ibadah kurban di Silayang, Nagari Persiapan Parik Panjang, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sebelum diselenggarakan penyembelihan hewan, hewan terlebih dahulu dihias, disisir, dibedakkan, disuapkan nasi pulut (Nasi Kuning), dibalut pinggang sebagai pengganti pakaian, seperti mengurus mempelai. Sebelum dihiasi, ternak dimandikan.
Menurut tokoh masyarakat Yanto Dt. Basa dan Imam Masjid Al Huda, Darmansyah, menghias ternak yang akan disembelih, ditamsilka ketika Nabi Ibrahim semasa dahulunya, ketika Nabi Ibrahim akan menyembelih anak kesayangannya Nabi Ismail akan disembelih, ia dimandikan terlebih dahulu, dihias, diberi pakaian yang bersih, sebagai pertanda ikhlasnya anak disembelih, begitu juga si Ibu Siti Hajar, dan Nabi Ibrahim sebagai ayah.
Ketua Kurban Majelis Taklim Al Huda Silayang Jasmi (65), didampingi peserta kurban Raidah (60), Rasni (65), Animar (70), Rasima (75), Syamsidar (76), Aliman (65), semua alat kecantikan itu ditarok diatas Carano (Dulang) berhiasan dengan hiasan yang begitu indah.
Selain itu ternak juga diurut dan dibelai, memperlihat kasih sayang terhadap sapi atau ternak yang akan disembelih itu. Setelah hal itu dilakukan, barulah sapi diikat. Menurut ibu-ibu itu, sapi yang akan disembelih itu juga terlihat sedih. Tidak hanya sapi yang kelihatan sedih, tapi kita sebagai pesert kurban juga merasa sedih, tapi karena itu adalah ibadah, perintah Allah, SWT, hati tetap dikuatkan, terang ibu-ibu itu.
Satu ekor sapi, muatan kurbannya sebanyak 7 orang, sehingga ketika sapai akan disembelih, yang memegang tali pengikat sapi itu juga 7 orang. Begitu kebiasaan yang berlaku di Kampung Silayang, Lubuk Basung itu.
Begitu sapi disembelih, dan tidak bernafas lagi, peserta kurban juga mengelilingi ternaak yang sudah disembelih sebanyak tujuh kali keliling, sambail membaca shalawat kepada Nabi Muhammad, SAW.
Berkeliling sambil berdoa, semoga Allah, SWT juga memanggil untuk dapat menunaikan ibadah Haji ke Mekah. Tidak hanya cukup itu, ketika sapi sudah dikuliti, peserta kurban juga menginjak darah sapai yang sudah sembelih itu. Itulah sekelumit tradisi dib Silayang, ketika mengikuti ibadah kurban. Tradisi ini sudah berjalan turun temurun.(lukman)