AMPEK NAGARI, marapipost.com-Sudah 4 tahun Bendungan Batang Bawan, di Jorong Pudung, Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat selesai direnovasi, namun hingga berita ini diturunkan, bendungan tersebut masih belum dapat dimanfaatkan untuk mengairi sawah dan penggunaan lainnya, padahal sudah lebih Rp7 miliar dana dikucurkan untuk renovasi bendungan tersebut.
Sekretaris Wali Nagari Bawan Dede Caniago, menjelaskan beberapa hari lalu diruang kerja Wali Nagari Bawan, hingga kini bendungan tersebut belum dapat dimanfaatkan untuk mengairi sawah masyarakat, disebebabkan saluran lebih tinggi dibandingkan dari ketinggian air yang diempang bendungan, padahal negara sudah mengucurkan dana yang bukan sedikit untuk merenovasi bendungan tersebut agar sawah masyarakat dapat digarap kembali untuk ditanami padi.
Dari pemerintahan nagari diakui tidak ada upaya secara pisik selain hanya melaporkan saja terhadap kondisi kondisi bendungan tersebut saat ini. Pemerintahan Kabupaten Agam juga terkesan diam, belum ada tindakan dan upaya agar bendungan begitu besar itu dapat difungsikan kembali setelah belasan tahun tidak dapat dimanfaatkan masyarakat petani untuk tanam padi disawah.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Agam Membidangi Infrastruktur, Dodi ST, yang hubungi Selasa pagi (14/10/2025), mengaku, belum pernah dapat informasi terhadap Bendungan Batang Bawan di Pasar Bawan tersebut. “Belum pernah dapat informasi terhadap kondisi bendungan itu selama ini, baru kini dapat informasi”, jelas Ketua Komisi III DPRD Agam Dodi, ST.
Tapi Dodi punya perhatian, dari gayanya Dodi menjelakas, seandainya ketika dikonpirmasi ini ia bisa turun kelapangan, mau ia rasanya turun langsung kelapangan, tapi sehubungan berjauhan dari tempat domisilinya di Kecamatan Baso di Kabupaten Agam bagian timur, sementara Bendungan Btang Bawan itu berada di Agam bagian barat, tepatnya di Kecamatan Ampek Nagari.
Bendungan yang sebelumnya mampu mengairi rtusan hektar itu rusak semenjak tahun 2015, rusak karena bencana alam banjir bandang. Semenjak bendungan itu rusak, sawah masyarakat tidak lagi digarap untuk ditanami padi sawah, tapi pada tahun 2022, berkat hasil perjuangan dapat anggaran dari pusat Rp7 miliar lebih, Badan Penanggulanagn Bencana Alam, tapi ternyata bendungan tersebut masih belum dapat dimanfaatkan.
Dodi prihatin, sudah begitu besar dana negara dikucurkan untuk memperbaiki kembali bendungan tersebut, tapi bendungan tersebut masih belum dapat dimanfaatkan petani, sungguh prihatin, papar Dodi. Ia bersama anggota mengaku akan turun kelapngan, tapi, Dodi belum menjadwalkan, tapi sudah dalam pemikiran untuk turun lapangan.[lk]