Oleh Lukman
JAUH BERBEDA. Akhir pekan bulan Agustus, tepatnya pada hari Jumat, tanggal 29 Agustus 2025, penulis bersama teman saya bernama Syafruddin, tapi bukan Syafruddin Prawira Negara, dan Nasrul Leo, bukan keturunan asing, pergi ke Kantor Bupati Padang Pariaman, Sumatera Barat di Parit Malintang. Sekembali dari sana, setelah shalat jumat melanjutkan perjalanan pulang ke Lubuk Basung.
Sampai diperbatasan Agam-Padang Pariaman, hari masih siang. “Ayo!, kita mampir dulu ke Objek Wisata Bandar Mutiara, di Banda Gadang, tutur teman saya itu. Saya sebagai sopir patuh saja. Satu satunya jalan masuk ke Objek Wisata Bandar Mutiara masuk melalui gerbang.

Jarak dari pinggir jalan Raya Jalan Nasional Lintas Barat Sumatera di depan SMA Negeri 1 Tanjung Raya ke Objek Wisata Bandar Mutiara itu, ada sekitar 200 meter sampai ke lokasi. Waduh!, entah terasa apa kita diatas mobil melintasi jalan tersebut, apalagi yang kami tumpangi itu mobil tua, pernya keras, tapi itu lah anugerah Allah.
Sampai dilokasi, kami terpelongo menyaksikan Objek Wisata Bandar Mutiara keindahannya tidak seperti apa yang dibayangkan semula, yang hanya adalah kesemrautan. Tidak ada lagi “Mutiara”nya, yang ada hanya bandarnya bersemak.

Sedihnya kita melihat, pohon-pohon yang tinggi dan rindang ditebang, dipotong dibelah, teronggok tersusun rapi. Tempat bermain yang dibangun sudah berlumut, tidak ada terlihat tanda-tanda dimanfaat. Hadi Suryadi, S.H yang pernah jadi Kepala Dinas Pariwisata pada beberapa tahun lalu menjelaskan, tempat bermain anak-anak itu dibangun semasa Kepala Dinas Pariwisata Ir. Jetson.
Hadi Suryadi sungguh menyesali ketika dijelas dibalik gagang telephon kondisi Objek Wisata Bandar Mutiara sudah kehilangan mutiaranya; berlumut, bangunan toilet juga tidak dipergunakan lagi. Entah berapa jumlah dana pemerintah dikucurkan kesana, kata Hadi Suryadi cukup banyak.

Berbeda dengan Objek Wisata Seribu Pohon di Pantai Sasak, Kabupaten Pasaman Barat, Minggu (7/9/2025) penulis mengunjungi Objek Wisata Pohon Seribu Pantai Sasak, Kabupaten Pasaman Barat. Wadu!, penulis kagum menyaksikan keindahannya, pohon tumbuh dengan rindang sebagai peneduh hingga udara terasa sejuk dibawah pohon.
Dibawah pohon bersih, tidak dedaunan yang jatuh menumpuk, juga tidak terlihat rumput dan semak lainnya yang tumbuh. Puluhan UMKM Kuliner tumbuh dan berkembang, penikmat masakan kuliner ramai menikmati aneka masakan yang disajikan pedagang.
Anak-anak bersama pendapingnya bermain gembira, ada juga memanfaat kendaraan ringan mainan yang dapat dinaiki hingga berlima, berlari dengan kecepatan tidak begitu kencang, tapi menyenangkan pengunjung. Begitu juga, selain rindang, pantainya juga bersih, dengan pasirnya yang putih. Mungkinkah Objek Wisata Bandar Mutiara, dahulu kesohor, akan kembali bangkit?.[*]