Artikel Amril Jambak
Dalam dinamika pemerintahan daerah, peran Sekretaris Daerah (Sekda) sering kali luput dari perhatian publik. Padahal, di balik setiap kebijakan yang berjalan efektif, ada sosok Sekda yang bekerja dalam diam, menyatukan visi kepala daerah dengan realitas birokrasi yang kompleks.
Maka, ketika tiba saatnya memilih Sekda baru, yang dibutuhkan bukan hanya sosok yang memenuhi syarat administratif, melainkan seseorang yang benar-benar memahami denyut nadi daerah ini.
Calon Sekda yang ideal bukan sekadar birokrat senior. Ia harus paham bahwa menjadi Sekda berarti menjadi penghubung antara politik dan administrasi, antara idealisme pemimpin dan keterbatasan sistem. Ia bukan hanya pelaksana, tapi juga perancang langkah, penyeimbang keputusan, dan penjaga kesinambungan pelayanan publik.
Integritas adalah harga mati. Daerah ini tak butuh pejabat yang pandai bersilat kata, tapi lemah dalam menjaga amanah. Sekda ideal berani berkata tidak pada penyimpangan, namun tahu cara berkata iya pada gagasan yang membawa kebaikan. Ia tegas, tapi tidak arogan; disiplin, tapi tetap manusiawi. Ia punya keberanian moral, karena jabatan tinggi bukan alasan untuk tunduk pada tekanan politik.
Kapasitas manajerial menjadi syarat berikutnya. Mengelola birokrasi kabupaten bukan perkara mudah. Butuh ketenangan dalam menghadapi krisis, ketegasan dalam mengambil keputusan, dan kecermatan dalam mengelola anggaran.
Seorang Sekda harus bisa membaca peta, bukan hanya geografis, tapi juga sosial dan politis. Ia harus bisa menyusun prioritas tanpa melupakan suara rakyat yang sering kali pelan tapi penuh makna.
Dan terakhir, seorang Sekda yang baik adalah pendengar yang ulung. Ia tidak hanya menerima laporan, tapi mau turun mendengar langsung keluhan ASN, tokoh masyarakat, bahkan pegawai honorer yang jarang dilihat. Dari sana, ia membangun kebijakan yang tidak hanya rasional, tapi juga membumi.
Sekda bukan sekadar jabatan puncak birokrasi. Ia adalah nafas dari jalannya pemerintahan daerah. Maka, mari kita pastikan, siapa pun yang akan duduk di kursi itu nanti, adalah seseorang yang tidak hanya cerdas dan berpengalaman, tapi juga punya hati, integritas, dan keberpihakan pada pelayanan publik yang sejat
Sekda memiliki peran sentral dalam membantu Bupati dalam menjalankan roda pemerintahan daerah, serta memastikan kelancaran pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.
Saat ini sebanyak 10 pejabat Pemkab.Agam yang dinyatakan lolos seleksi administrasi dalam pemilihan Pejabat Tinggi Pratama Sekretaris Daerah Kabupaten Agam yang ditetapkan Panitia Seleksi (Pansel), telah mengikuti poses seleksi lanjutan yakni uji kompetensi, pada Jumat (25/7/2025) di Pekanbaru.
10 nama yang lolos seleksi administrasi sesuai keputusan Pansel Nomor : 800.1.2.6/02/Pansel JPTP-KA/VII/2025 tanggal 22 Juli 2025 ditandatangani Ketua Pansel Andri Yulika itu, masing-masing Andrinaldi, (Kadishub Agam), Fauzi (Staf Ahli Bupati Agam), Hamdi, (staf ahli Bupati Agam), Helton (Kadisdukcapil), M.Lutfie (Kepala DPMPTSP), Rahmad Lasmono (Kepala Bappeda), Rinaldi,(Kepala Perkim), Rio Eka Putra (Kepala Perindag-Naker), Syatria, (Kadis Kominfo), dan Welfizar (Inspektur Daerah).
Seperti ditulis diatas, Sekda memiliki peran sentral dalam membantu Bupati dalam menjalankan roda pemerintahan daerah. Barang pasti keputusan akhir ada ditangan Bupati, meski ada proses tes kemampuan yang dimiliki calon sekda sebagai pengganti Edi Busti.
Lalu siapa yang akan dilantik menjadi Sekda Agam. Tentunya 10 orang calon memiliki peluang yang sama jika dinilai dari kemampuan birokrasi. Mereka semua sudah memimpin mulai dari jabatan eselon IV, III, dan saat ini eselon II di lingkungan pemerintahan.
Pilihan diharapkan bukan berasal dari tekanan pihak luar, tetapi kebutuhan serta kemampuan dan keserasian dengan kepala daerah itu sendiri. Bupati pasti tahu siapa yang mampu dan layak membantunya dalam menjalankan roda pemerintahan serta jembatan ke pihak luar dengan pemerintahan.
Tanpa buru-buru menyebutkan nama yang layak. Sebaiknya kita menunggu hasil uji kompetensi 10 nama calon Sekda Agam. Sembari berharap, Bupati akan berpijak dikakinya dalam memutuskan siapa Sekda yang akan membantunya.[*]