TANJUNG RAYA, Mzarapi Post-Peserta Napak Tilas Buya Hamka diplataran Masjid Syech Amrullah Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (2/8/2022) dapat pencerahan dari tokoh masyarakat Tanjung Raya Yus Dt Parpatiah. Acara ini digelar termasuk salah satu kegiatan pendukung Festival Danau Maninjau (Fest Da Ma) tahun 2022.
Perjalanan napak tilas dan kemah bhakti berlangsung aman lancar, walau dalam perjalanan peserta juga diguyur hujan, namun itu menambah semangat pelajar untuk menelusuri situs cagar budaya Sungai Batang Maninjau.
Informasi dari Yunaidi, hujan tidak jadi penghalang bagi peserta napak tilas, asalkan hasrat mereka bertemu langsung dengan tokoh adat, ninik mamak Yus Dt Parpatiah yang telah banyak menyampaikan pituah adat melalui berbagai media; radio, kaset dan youtube. Keberangkatan ombongan mulai berangkat dilepas Kadisdikbud Agam Drs Isra M Pd bersama sejumlah kepala sekolah dan pembina, pendamping kontingen.
Tokoh adat Yus Dt Parpatiah, tokoh yang tidak asing lagi, namun yang tatap muka dari sebagian peserta baru kali itu bertemu. Hasil karya pimpinan sanggar seni Balerong Group Jakarta ini tak lekang oleh zaman dan masih dinikmati hingga sekarang ini.
Peserta napak tilas mampir dirumah kediaman Yus Dt Parpatiah sebagai Pos 1 yang sudah ditetapkan panitia, sekaligus menerima wejangan dan pituah dengan tema “Sikap Anak Mudo Ranah Minang”.
Wejangan singkat Engku Dt Parpatiah mendapat tanggapan dari para peserta, ditandai munculnya dari peserta berbagai pertanyaan dan minta penjelasan dan untaian petatah-petitih yang didengungkan Yus Dt Parpatiah. Peserta terpaku mendengar untaian kata-kata yang diurai Yus Dt Parpatiah. “Kami senang bertemu dengan pimpinan Sanggar Seni Balerong Jakarta asal Sungai Batang ini”, sebut beberapa peserrta napak tilas.
Engku Yus Dt Parpatiah sempat menjelaskan sejarah singkat biografi Buya Hamka dan memperkenaknan beberapa tempat yang kini tercatat sebagai Cagar Budaya di Nagari Sungai Batang.
Perjalanan napak tilas terasa semakin asyik ketika menaiki tangga Asmaul Husnah. Konon Buya Hamka selalu lewat tangga tersebut, sambil melewati jalan pintas masa dulunya. Napak tilas berakhir di museum kelahiran Buya Hamka, memecahkan sandi dan menyuarakan yel-yel regu dan kreasi lainnya.
Panitia pelaksana merasa senang dan puas atas kehadiran generasi muda sebagai estafet kelanjutan pembangunan, yang dapat bertatap muka dengan tokoh adat Minang di Sungai Batang.(lk)