PASAMAN BARAT, Marapi Post-Objek Wisata Pohon Seribu, Jorong Pondok, Nagari Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Kabupaten Pasaman Barat terancam rusak akibat abrasi Muaro Tanjung yang terus menggerus bibir pantai dan daratan, puluhan rumah warga.
Warga yang tinggal dikawasan itu was-was dan khawatir atas fenomena alam yang tiada menentu itu.
Abrasi pantai tersebut sudah berlangsung sejak lama dan terus mendekati rumah warga, serta puluhan rumah warga terancam, disampaikan Sekretaris Nagari Sasak Ranah Pasise, Dedet Darmansya, SE Jumat (6/8/2021) menjelaskab kepada Marapi Post, kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan.
Ia menyampaikan bahwa secara administrasi pemerintahan telah menyampaikan terjadinya hal tersebut pada pihak kecamatan dan BPBD serta instansi terkait, namum masih belum ada tindakan, ujar Dedet.
Jadi ia selalu sekretaris nagari Sasak, mengharapkan agar pemerintah daerah segera melakukan peninjauan kelokasi abrasi, agar bisa mengambil tindakan apa yang akan dilakukan untuk menyelamatkan objek wisata pohon seribu dan perumahan warga jorong pondok, harapnya.
“Karena ini merupakan tanggung jawab kita bersama, karena kejadian ini bukan sekali ini saja terjadi bencana abrasi ini. Maka kita harap segera ada peninjauan secara langsung dan teknis serta ada kajian dampak kecil, menengah dan jangka panjang,” harapnya.
“Untuk itu tentu harus ada kebijakan, mengingat abrasi ini akan mengancam kehidupan masyarakat, mesti ada langkah nyata termasuk proses penganggaran, dari pihak pemerintah, baik tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi.
Sementara itu Pasrial selaku tokoh masyarakat kampung jorong pondok menuturkan bahwa langkah terbaik untuk melindungi warga dari abrasi pantai tidak lain dengan pemasangan batu grib di titik-titik yang belum terpasang di sepanjang pantai sasak, ujar Pasrial
“Sedangkan lokasi dampak abrasi itu telah menghantam sekitar 2 kilometer panjang pantai yang terkena terdampak abrasi. Tepat nya bersebelahan dengan objek wisata Pohon Seribu yang sudah terpasang batu grib,” Tandasnya.
Dan Endrik selalu jorong pondok bersama warga melakukan ratik tolak balla yang dilaksanakan selama tiga kali dalam satu mingu hari jumat, guma kita serahkan kejadian ini kepada Allah sangat kholiq, selaku pemilik alam, sebab disamping terjadinya abrasi juga adanya musibah hampir setiap hari warga pondok ada yang meninggal dunia, kata endrik.
Maka kami warga melaksanakan budaya tolak balla, seperti yang pernah dilakukan leluhur kita dalam menolak musibah dan bencana, kita serah diri pada sang pencipta.
Dan untuk. Pemerintah kita berharap agar segera melakukan peninjauan lokasi agar jelas apa yang akan di lakukan oleh warga kedepannya, akhir Endrik.(Buyuang roni)